Iklan Gaul

Tuesday, October 3, 2017

Sosiologi Umum analisis STRUKTUR INTERAKSI KELOMPOK ELIT DALAM PEMBANGUNAN



STRUKTUR INTERAKSI KELOMPOK ELIT DALAM PEMBANGUNAN
Penilitian di Tiga Desa Santri
(Sunyoto Usman)
            Dalam sosiologi, konsep Elit biasanya didefinisikan sebagai anggota suatu kelompok kecil dalam masyarakat yang tergolong disegani, dihormati, kaya serta berkuasa. Mereka adalah kelompok minoritas superior. Sedangkan massa adalah kelompok mayoritas inferior. Ada dua penjelasan pendapat tentang kelahiran kelompok elit yaitu lahir secara alami dan lahir akibat kompleksitas organisasi sosial. Kelompok elit juga diisi oleh informal leaders. Dalam masyarakat masih ditemukan tipologi elit lain yang berada di luar garis birokrasi (non-legitimated elits).
            Fenomena desa santri dalam studi masalah pembangunan dan struktur interaksi kelompok elit tampil menjadi episode yang menarik karena di desa lazimnya masih ada dominasi figur tokoh agama. Ada tiga macam pendekatan yang digunakan untuk mengindetifikasi kelompok elit, yaitu : positional approach, reputational approach, decisonal approach. Perlu diketahui bahwa boleh jadi seorang elit dari kategori atau pemuka agama memiliki tanah yang relatif luas di desanya dan pekerjaannya juga sebagai petani masih tetap dikategorikan sebagai elit petani.
            Ada dua alasan penting mengapa tiga desa santri dalam wilayah Kabupaten Jombang, Jawa Timur, dipilih sebagai lokasi penelitian, yaitu : banyak jumlah anggota masyarakat yang menjadi pengikut thoriqot Qodiriyah Naqsabandiyah, anggota masyarakat ketiga desa tersebut memiliki daya dukung yang kuat terhadap ketahanan organisasi sosial politik islam.
            Dalam menghitung data, penelitian ini menggunakan progaram komputer network analysis yang dirancang oleh Robert Kylberg (1986). Kedudukan elit dalam jaringan dapat dikategorikan manjadi tiga macam, yaitu : the liaison, the bridge, the ember, the isolated. Dalam kehidupan masyarakat desa yang relatif masih terisolir, mempertahankan struktur macam itu tidak terlalu menjadi masalah karena kepentingan politik mereka belum terlalu kompleks. Sedangkan dalam kehidupan masyrakat desa yang terbuka, kebutuhan sosial tidak lagi bersahaja, sebab tuntutan dan kemauan anggota masyarakat mulai majemuk.

Analisis Bacaan I
1. Asosiatif
Kerjasama
·         Antar individu : Kerjasama antar anggota elit pamong desa dalam menyukseskan pembangunan, kerjasama antara ketua KUD dengan pamong desa, interaksi antara PPL dengan ketua kelompok tani, kerjasama antar PPL  pembangunan
·         Antar Individu dan kelompok : Interaksi pemuka agama dengan masyarakat dalam kegiatan keagamaan, elit dengan pemerintahan
·         Antar kelompok : Kerjasama antara pemerintah dengan anggota masyarakat sebagai agen perubahan dalam membangun desa, kerjasama antara LMD dan LKMD sebagai penyusun rencana serta mengevaluasi implementasi

Akomodasi
·         Akomodasi antar individu dan antar individu dan kelompok tidak ditemukan dalam bacaan
·         Antar kelompok : Kelompok-kelompok elit sebagai penghubung
Asimilasi
·         Asimilasi antar individu dan antar individu dan kelompok : tidak ditemukan dalam bacaan
·         Antar kelompok : Antara elit-elit dalam masing-masing klik
2. Disosiatif
Persaingan
·         Antar individu : adanya persaingan dalam pemilihan pamong desa
·         Antar individu dan kelompok : tidak ditemukan dalam bacaan
·         Antar kelompok : Persaingan antar kelompok pamong desa, petani dan pemuka agama untuk mendapatkan porsi yang besar dalam pengambilan keputusan, persaingan antara partai-partai politik dalam memperoleh jumlah suara
Kontravensi
·         Antar Individu :Pamong desa lebih banyak menjalin interaksi dibanding dengan petani kaya dan pemuka agama.
·         Antar individu dengan kelompok : tidak ditemukan dalam bacaan
·         Antar kelompok : Kelompok minoritas memiliki kapasitas personal yang lebih potensial daripada massa.
Konflik : tidak ditemukan dalam bacaan

TOLONG BANTU PERBAIKI PERTANIAN KAMI
Muhammad Syaifullah
            Pertemuan antara beberapa jagawana yang dipimpin Ade Suharso dengan beberapa tokoh masyarakat di Kondolo sangat menyejukkan. Kepala Dusun Kandolo, Manap, mengungkapkan bahwa ia tahu bahwa tugas beberapa jagawana adalah untuk menjaga hutan. Tetapi, warga sendiri terpaksa membuka hutan untuk mempertahankan hidup.Umumnya, masyarakat disini jual mancari kayu untuk dijadikan kayu arang. Hal senada juga diungkapkan oleh Andi Mappotolo, tokoh masyarakat Kondolo.
            Setelah pertemuan itu, Ade Suharso mengatakan kepada kompas bahwa dusun-dusun yang sulit ditemui karena para petugas jagawana tidak berani untuk berlama-lama di daerah itu karena mereka dimusuhi. Perlawanan warga ini merupakan bentuk penolakan paling keras terhadap upaya Balai TN Kutai melakukan penyelamatan kawasan hutan konservasi ini. Menurut Ade Suharso, ketegangan terjadi karena terputusnya komunikasi antara kedua belah pihak. Menurut Tony, pengelolaan TN Kutai sekarang ini tidak pernah memperhatikan comunity development terhadap pemukiman di dalam kawasan.
            Masyarakat yang bermukim di kawasan TN Kutai mencapai 15.000 orang atau mencapai 3.000 kepala keluarga. Kompas menyaksikan, bahwa warga yang mencari kayu arang hanya bisa dihitung dengan jari. Yang banyak terlihat justru perkebunan-perkebunan rakyat secara besar-besaran, penebangan dan pengangkutan kayu ulin, pengkaplingan lahan dan pengusahaan tanah. Para pelaku ini bukan hanya rakyat kecil, tetapi juga orang-orang bermodal dan beberapa oknum Kepala Desa serta Babinsa setempat juga ikut membagi-bagi lahan didaerah ini. Menurut Tonny, warga setempat dengan orang luar sudah ada saling kerja sama dalam pembagian lahan TN Kutai.
            Menurut Tony, sebenarnya kita sudah mengetahui siapa-siapa saja yang menjadi pelak perambahan di hutan ini, bahkan polisi juga mengetahuinya. Tetapi penegak hukum tidak dilakukan oleh polisi. Perusahan pertambangan batubara terbesar di Kaltim, perusahan pupuk PT Pupuk Kaltim, dan perusahan kilang pengelolahan gas alam cair PT Badak adalah magnet bagi para pencari kerja untuk terus berdatangan. Menurut Direktur Yayasan Bina Kelola Lingkugan (Bikal), Adief Mulyadi, persoalan TN Kutai tidak bisa dilihat secara parsial. Beban terbesar yang diterima TN Kutai sejak awal, yakni tidak adanya singkronisasi kebijakan hutan antara pemerintah pusat, pemda Kaltim dan pemda Kutai. Kata Adief, kebijakan penetapan tiga desa definitif tidak disesuaikan oleh kebijakan pengelolaan TN Kutai. Akibatnya, tidak ada batasan yang jelas wilayah-wilayah desa mereka dan kawasan TN Kutai sendiri. 
Analisis Bacaan II
1. Asosiatif
Kerjasama
·         Antar Individu : Ade Suharso dengan salah satu tokoh masyarakat dalam mencari jalan keluar dalam masalah penebangan hutan.
·         Antar Individu dan Kelompok : Kerjasama antara Ade S dengan warga ketika mengadakan dialog terbuka
·         Antar kelompok : Warga setempat denag orang luar tentang pembagian TN Kutai
Akomodasi
·         Antar Individu : tidak terdapat dalam bacaan
·         Antar Individu dan Kelompok : Petugas jagawana mendatangani Kades Sangkimah untuk meluruskan persoalan temuan kayu oleh petugas jagawana.
·         Antar Kelompok : Balai TN Kutai menjadi mediator dalam meredakan kesalahpahaman antara masyarakat dusun Kandolo dengan pemerintah.
Asimilasi : tidak ditemukan dalam bacaan
2. Disosiatif
Persaingan
·         Antar Individu dan antar individu dan kelompok : tidak ditemukan dalam bacaan
·         Antar kelompok : Bantuan dari mitra TN Kutai untuk pembinaan masyarakat hanya di daerah pinggiran buffer zone TN Kutai
Kontravensi
·         Antar Individu : tidak ditemukan dalam bacaan
·         Antar individu dengan kelompok : Kontravensi dalam bentuk umum berupa sanggahan tokoh masyarakat Kandolo pada petugas jagawana.
·         Antar kelompok : Ketegangan yang terjadi antara petugas engan masyarakat karena putusnya hubungan kedua belah pihak, pengelolaan TN Kutai selama 20 tahun terakhir tidak pernah memperhatikan community development , tidak adanya sinkronisasi kebijakan soal hutan ini antara pemerintah pusat, Pemda Kaltim, dan Pemda Kutai
Konflik
·         Antar individu dan antar individu dan kelompok : tidak ditemukan dalam bacaan
·         Antar kelompok : Para petugas jagawana dihadang massa dan diancam kendaraan mobil mereka akan dibakar oleh massa

No comments:

Post a Comment