Iklan Gaul

Tuesday, October 3, 2017

Sosiologi Umum analisis Situasi Sosial Dua Komunitas Desa di Sulawesi Selatan (PENGGULINGAN KEKUASAAN: ANTARA ORLA DAN ORBA



Situasi Sosial Dua Komunitas Desa di Sulawesi Selatan
(Mochtar Buchori dan Wiladi Budiharga)
TERJADINYA PEMUSATAN KEKUASAAN
Catatan untuk Bachrudin Martosukarto
Oleh Sulardi
PENGGULINGAN KEKUASAAN: ANTARA ORLA DAN ORBA
Oleh Panji Semirang
 Tri Arfani (D14110083)

Bacaan 1
            Komunitas Maricaya Selatan terdiri dari lima golongan masyarakat yang menempati tiga lapisan pokok, yaitu golongan pejabat dan kelompok professional dilapisan atas; golongan alim ulama, golongan pegawai dan golongan pedagang dilapisan menengah; golongan buruh dilapisan bawah. Masyarakat Maricaya Selatan bersifat heterogen. Terlihat akan tanda-tanda adanya usaha untuk menembus dinding-dinding antar lapisan dan antar golongan. Penduduk dari golongan mayoritas cukup terbuka dengan golongan minoritas tetapi penduduk dari lapisan menengah hanya terbuka dengan golongannya sendiri.
            Dilihat dari segi ekonomi dalam masyarakat Maricaya Selatan tedapat tiga lapisan masyarakat, yaitu lapisan ekonomi mampu, menengah, miskin. Kesempatan pendidikan bagi anak-anak di masyarakat ini secara cukup luas terdiri dari tingkat TK sampai perguruan tinggi. Dalam kelompok usia sekolah 93% mengikuti pendidikan SD. 7% tidak sekolah, 6% putus sekolah, 1% yang belum pernah sekolah. Media cetak yang beredar terbeli oleh keluarga dari kalangan atas. Di lapisan menengah ini terdapat dua golongan penduduk yang berbeda tingkat kekayaannya. Mayoritas penduduk Maricaya Selatan beragama islam. Bentuk-bentuk kegiatan agama masyarakat ini ialah pendidikan keagamaan untuk para ibu, remaja dan anak-anak.
            Dalam masyarakat Polewali terlihat adanya tiga lapisan masyarakat yaitu, lapisan kaya, sedang dan miskin. Di kalangan atas, antara para pemangku adat dan alim ulama terdapat perbedaan yang cukup menyolok dalam gaya hidup. Sebaliknya di kalangan pejabat terlihat gaya hidup yang mewah Dalam masyarakat Polewali pendidikan adalah suatu hal yang mereka junjung tinggi. Mereka lebih mengutamakan aspek fungsional dari pada aspek simbolis. Pada umumnya agama mendapatkan tempat yang penting. Tetapi di kalangan pejabat, ibadah haji dipandang sebagai atribut sosial untuk meningkatkan martabat sosial. Masyarakat Polewali merupakan suatu masyarakat yang lugas mengisi kehidupan mereka sehari hari dengan berbagai usaha untuk menghadapi dan persoalan-persoalan nyata. Masyarakat Polewali tampak sebagai masyarakat yang lebih bersifat inward looking.
Bacaan 2
               Telah lama bangsa Indonesia menjalani kehidupan politik yang otoriter dengan pemusatan kekuasaan pada presiden. Hal ini dimulai dari zaman kekuasaan Orde Lama yang dipimpin oleh Ir. Soekarno. Pemusatan kekuasaan ini terjadi akibat tidak berjalannya demokratisasi. Hal ini terlihat dari penyusunan konstitusi yang cenderung menitikberatkan segala kekuasaan pada presiden.
                Salah satu contoh dari penyimpangan  ini adalah dengan adanya maklumat Presiden No 1 tahun 1946 yang menjadi landasan bagi presiden untuk mengambil alih kekuasaan pemerintahan sepenuhnya. Yang lebih parah lagi adalah dengan adanya TAP MPRS yang mengangkat Ir. Soekarno sebagai presiden seumur hidup. Dua contoh tersebut menunjukkan adanya kerakusan presiden terhadap kekuasaan pemerintahan Indonesia. Namun akhirnya penyimpangan ini diakhiri dengan ditumpasnya G30S/PKI.
                Kemudian pemerintahan Indonesia pun diganti dengan pemerintahan Orde Baru, yang sebenarnya tidak lebih demokratis daripada Orde Lama. Pada masa ini terjadi doktrin bahwa apa yang dikatakan pemerintah adalah selalu benar adanya. Karenanya, DPR pun, yang seharusnya mampu menyalurkan aspirasi rakyat, dijadikan sebagai sebuah badan yang ompong. Maka, kekuasaan presiden pun semakin besar. Setelah itu, presiden pun mulai “meranjah” kekuasaan MPR. Presiden, yang seharusnya “seolah-olah” menjadi mandataris MPR, malah benar-benar menjadi mandataris MPR. Alhasil, kedaulatan MPR pun diambil alih oleh presiden.
                Jalan keluar yang dapat diambil untuk menyelesaikan masalah ini adalah dengan melakukan reformasi politik. Caranya yaitu dengan mencabut undang-undang yang jelas-jelas menghambat jalannya demokratisasi dan cenderung memusatkan kekuasaan pada presiden. Namun, untuk dapat merealisasikannya, diperlukan kemauan dan usaha yang gigih dari penguasa negeri ini untuk benar-benar melakukan perubahan.
Bacaan 3
               Pengertian Orde Lama (Orla) adalah tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara pada masa Soekarno. Namun, kemudian tatanan Orde Lama ini diganti dengan tatanan pemerintahan yang lebih baru, yaitu tatanan Orde Baru (Orba). Dalam pergantian dari Orla ke Orba ini terjadi pertumbahan darah.yang dilakukan oleh PKI. Namun, ternyata Orba masih saja belum sesuai dengan konsep demokrasi yang diinginkan rakyat. Untuk itulah, pada tahun 1998 terjadi demo besar-besaran yang dilakukan oleh mahasiswa seluruh Indonesia untuk menuntut perubahan menuju pemerintahan reformasi. Dalam proses pergantian Orba ke reformasi ini juga terjadi pertumpahan darah yang dialami oleh para mahasiswa dari Universitas Trisakti.
                Terdapat persamaan dalam dua proses pergantian kekuasaan ini, yaitu keduanya terjadi akibat adanya rasa tidak suka terhadap presiden yang diangap terlalu berkuasa. Sedangkan perbedaanya, yang pertama adalah pada pergantian Orla menuju Orba marinir ada bersama para pendemo, namun pada pergantian Orba menuju reformasi militer tidak berdiri untuk mendukung para pendemo. Yang kedua, pada demo 1998 media massa sangat berperan dalam menyebarkan berita saat demo berlangsung, suatu hal yang tidak dapat ditemukan pada demo pergantian Orla. Yang terakhir, perbedaannya terletak pada jumlah korban. Terdapat banyak bukti bahwa pada demo 1998 terjadi penculikan, penembakan, dan kerusuhan, sehingga jumlah korban jiwa jauh lebih banyak daripada saat pergantian Orla.
Analisis 1
1.Desa  Maricaya Selatan
Dasar Srtatifikasi Sosial
a.Ukuran Status Sosial
Pejabat dan kelompok profesional
Atas
Alim ulama,pegawai,pedagang
Menengah
Buruh
Bawah
b. Ukuran Kekayaan
1. Lapisan ekonomi mampu , terdiri dari para pejabat pentig pemerintah,dokter,para insinyur dan kelmpok profesional sebesar 10 % dari jumlah seluruh KK
2. Lapisan ekonomi menengah , terdiri dari alim ulama,,pegawai, kelompok wira-usaha sebesar 60 % dari keseluruhan KK.
3. Lapisan ekonomi miskin , terdiri dari  para buruh sebesar 30 % dari keseluruhan KK.
c. Ukuran Ilmu Pengetahuan
-Anak tidak bersekolah SD dan putus sekolah SD sebesar 7 % berasal dari keluarga termiskin di lapisan bawah.
-Anak lulusan SD yang tidak melanjutkan ke SLTP sebesar 64 % berasal dari para buruh kelas bawah dan para pedagang kelas menengah.
-Anak yang mampu melanjutkan hingga perguruan tinggi sebesar 27 % berasal dari kalangan atas.
Dengan demikikian pendidikan dianggap sebagai sesuatu yang sangat dimanfaatkan oleh penduduk.
Sifat Sistem Stratifikasi Sosial
Bersifat terbuka karena terdapat  mobilitas sosial antara kelas yang telah terkelompok yang terlihat dalam bentuk kebebasan memperoleh pengetahuan.
2. Desa Polewali(semi urban)
Dasar Stratifikasi Sosial
a.Ukuran Status sosial
Ulama,pemangku adat, dan pejabat
Atas
Pedagang
Menengah
Buruh
Bawah
b. Ukuran Kekayaan
1. Lapisan kaya, terdiri dari pemangku ulama dan pejabat.
2. Golongan ekonomi sedang, terdiri dari para pegawai dan pedagang.
3. Golongan miskin, terdiri dari para buruh.
Sifat Sistem Stratifikasi Sosial
Bersifat terbuka  karena stats sosial yang ada pada masyarakat diperoleh melalui kedudukan sesuai peran masing-masing atau tidak ditentukan berdasarkan kelahiran.
Mobilitas Sosial
Gerak sosial horizontal karena perubahan kedudukan masih dalam kategori yang sama atau setara
Analisis Bacaan 2 dan 3
1.   Perbedaan antara kekuasaan dan wewenang
a.    Kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain. Contoh:
-      Pada bacaan 2 dan 3 yaitu kekuasaan presiden dalam pemerintahan Indonesia.
b.   Sedangkan wewenang adalah kekuasaan yang ada pada seseorang atau sekelompok orang yang mempunyai dukungan atau pengakuan dari masyarakat. Contoh:
-      Pada bacaan 2, wewenang Soekarno dalam membuat maklumat.
-      Pada bacaan 3, wewenang MPR dalam Sidang Istimewa MPRS tahun 1967 yang menurunkan presiden Soekarno.
2.   Saluran-saluran kekuasaan yang digunakan
a.    Pada bacaan 2, yaitu saluran politik, contohnya adalah presiden yang memegang kekuasaan dalam mengatur undang-undang. Selain itu ada juga saluran ideologi yaitu pada zaman Orba diberikan doktrin bahwa pemerintah selalu benar.
b.   Pada bacaan 3, yaitu saluran militer, terbukti bahwa pemerintahan Orla menggunakan cara militer dalam menghadapi pendemo. Terdapat saluran ideologi, yaitu dengan disebarkannya paham nasakom. Ada pula saluran politik, contohnya Suharto yang sekaligus menjabat sebagaiketua Dewan Pembina Golkar menjadi raja diraja.
3.   Model kekuasaan yang digunakan dalam bacaan 2 adalah negara dikuasai oleh golongan elite penguasa dan pada bacaan 3 bersifat polimorfik
4.   Unsur kekuasaan, pada bacaan 2 adalah rasa takut, yaitu rakyat tunduk kepada pemerintahan Orba karena adanya perasaan takut terhadap Soeharto dan pada bacaan 3 yaitu rasa takut, yaitu turunnya Soeharto karena takut kepada mahasiswa.
Tipe wewenang , pada bacaan 2 dan 3 adalah wewenang legal, sebab wewenang Soekarno dan Suharto disandarkan pada undang-undang.

No comments:

Post a Comment