Situasi Sosial Dua Komunitas
Desa di Sulawesi Selatan
(Mochtar Buchori
dan Wiladi Budiharga)
TERJADINYA PEMUSATAN KEKUASAAN
Catatan untuk Bachrudin Martosukarto
Oleh
Sulardi
PENGGULINGAN KEKUASAAN: ANTARA ORLA
DAN ORBA
Oleh
Panji Semirang
Tri
Arfani (D14110083)
Bacaan 1
Komunitas Maricaya Selatan terdiri dari lima golongan masyarakat yang
menempati tiga lapisan pokok, yaitu golongan
pejabat dan kelompok professional dilapisan atas; golongan alim ulama, golongan
pegawai dan golongan pedagang dilapisan menengah; golongan buruh dilapisan
bawah. Masyarakat Maricaya Selatan bersifat heterogen. Terlihat akan
tanda-tanda adanya usaha untuk
menembus dinding-dinding antar lapisan dan antar golongan. Penduduk dari
golongan mayoritas cukup terbuka dengan golongan minoritas
tetapi penduduk dari lapisan menengah hanya
terbuka dengan golongannya sendiri.
Dilihat dari segi ekonomi dalam
masyarakat Maricaya Selatan tedapat tiga lapisan masyarakat, yaitu lapisan
ekonomi mampu, menengah, miskin. Kesempatan pendidikan bagi anak-anak di masyarakat ini
secara cukup luas terdiri dari tingkat TK sampai perguruan tinggi. Dalam
kelompok usia sekolah 93% mengikuti pendidikan SD. 7% tidak sekolah, 6% putus
sekolah, 1% yang belum pernah sekolah. Media cetak yang beredar terbeli oleh
keluarga dari kalangan atas. Di lapisan menengah ini terdapat dua golongan
penduduk yang berbeda tingkat kekayaannya. Mayoritas penduduk Maricaya Selatan
beragama islam. Bentuk-bentuk kegiatan agama masyarakat ini ialah pendidikan
keagamaan untuk para ibu, remaja dan anak-anak.
Dalam masyarakat Polewali terlihat adanya tiga
lapisan masyarakat yaitu, lapisan kaya, sedang
dan miskin.
Di kalangan atas, antara para pemangku adat dan alim ulama
terdapat perbedaan yang cukup menyolok dalam gaya hidup. Sebaliknya di kalangan
pejabat terlihat gaya hidup yang mewah Dalam masyarakat Polewali pendidikan
adalah suatu hal yang mereka junjung tinggi. Mereka lebih mengutamakan aspek
fungsional dari pada aspek simbolis. Pada umumnya agama mendapatkan tempat yang
penting. Tetapi di kalangan pejabat, ibadah haji dipandang
sebagai atribut sosial untuk meningkatkan martabat sosial. Masyarakat Polewali
merupakan suatu masyarakat yang lugas mengisi kehidupan mereka sehari hari
dengan berbagai usaha untuk menghadapi dan persoalan-persoalan nyata.
Masyarakat Polewali tampak sebagai masyarakat yang lebih bersifat inward looking.
Bacaan 2
Telah lama bangsa Indonesia
menjalani kehidupan politik yang otoriter dengan pemusatan kekuasaan pada
presiden. Hal ini dimulai dari zaman kekuasaan Orde Lama yang dipimpin oleh Ir.
Soekarno. Pemusatan kekuasaan ini terjadi akibat tidak berjalannya demokratisasi.
Hal ini terlihat dari penyusunan konstitusi yang cenderung menitikberatkan
segala kekuasaan pada presiden.
Salah satu contoh dari
penyimpangan ini adalah dengan adanya
maklumat Presiden No 1 tahun 1946 yang menjadi landasan bagi presiden untuk
mengambil alih kekuasaan pemerintahan sepenuhnya. Yang lebih parah lagi adalah
dengan adanya TAP MPRS yang mengangkat Ir. Soekarno sebagai presiden seumur
hidup. Dua contoh tersebut menunjukkan adanya kerakusan presiden terhadap
kekuasaan pemerintahan Indonesia. Namun akhirnya penyimpangan ini diakhiri
dengan ditumpasnya G30S/PKI.
Kemudian pemerintahan Indonesia
pun diganti dengan pemerintahan Orde Baru, yang sebenarnya tidak lebih
demokratis daripada Orde Lama. Pada masa ini terjadi doktrin bahwa apa yang
dikatakan pemerintah adalah selalu benar adanya. Karenanya, DPR pun, yang
seharusnya mampu menyalurkan aspirasi rakyat, dijadikan sebagai sebuah badan
yang ompong. Maka, kekuasaan presiden pun semakin besar. Setelah itu, presiden
pun mulai “meranjah” kekuasaan MPR. Presiden, yang seharusnya “seolah-olah”
menjadi mandataris MPR, malah benar-benar menjadi mandataris MPR. Alhasil,
kedaulatan MPR pun diambil alih oleh presiden.
Jalan keluar yang dapat diambil
untuk menyelesaikan masalah ini adalah dengan melakukan reformasi politik.
Caranya yaitu dengan mencabut undang-undang yang jelas-jelas menghambat
jalannya demokratisasi dan cenderung memusatkan kekuasaan pada presiden. Namun,
untuk dapat merealisasikannya, diperlukan kemauan dan usaha yang gigih dari
penguasa negeri ini untuk benar-benar melakukan perubahan.
Bacaan 3
Pengertian Orde Lama (Orla)
adalah tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara pada masa Soekarno. Namun,
kemudian tatanan Orde Lama ini diganti dengan tatanan pemerintahan yang lebih
baru, yaitu tatanan Orde Baru (Orba). Dalam pergantian dari Orla ke Orba ini
terjadi pertumbahan darah.yang dilakukan oleh PKI. Namun, ternyata Orba masih
saja belum sesuai dengan konsep demokrasi yang diinginkan rakyat. Untuk itulah,
pada tahun 1998 terjadi demo besar-besaran yang dilakukan oleh mahasiswa
seluruh Indonesia untuk menuntut perubahan menuju pemerintahan reformasi. Dalam
proses pergantian Orba ke reformasi ini juga terjadi pertumpahan darah yang
dialami oleh para mahasiswa dari Universitas Trisakti.
Terdapat persamaan dalam dua
proses pergantian kekuasaan ini, yaitu keduanya terjadi akibat adanya rasa
tidak suka terhadap presiden yang diangap terlalu berkuasa. Sedangkan
perbedaanya, yang pertama adalah pada pergantian Orla menuju Orba marinir ada
bersama para pendemo, namun pada pergantian Orba menuju reformasi militer tidak
berdiri untuk mendukung para pendemo. Yang kedua, pada demo 1998 media massa
sangat berperan dalam menyebarkan berita saat demo berlangsung, suatu hal yang
tidak dapat ditemukan pada demo pergantian Orla. Yang terakhir, perbedaannya
terletak pada jumlah korban. Terdapat banyak bukti bahwa pada demo 1998 terjadi
penculikan, penembakan, dan kerusuhan, sehingga jumlah korban jiwa jauh lebih
banyak daripada saat pergantian Orla.
Analisis 1
1.Desa Maricaya Selatan
Dasar
Srtatifikasi Sosial
a.Ukuran
Status Sosial
Pejabat dan kelompok
profesional
|
Atas
|
Alim
ulama,pegawai,pedagang
|
Menengah
|
Buruh
|
Bawah
|
b.
Ukuran Kekayaan
1. Lapisan ekonomi
mampu , terdiri dari para pejabat pentig pemerintah,dokter,para insinyur dan
kelmpok profesional sebesar 10 % dari jumlah seluruh KK
2. Lapisan ekonomi
menengah , terdiri dari alim ulama,,pegawai, kelompok wira-usaha sebesar 60 %
dari keseluruhan KK.
3. Lapisan ekonomi
miskin , terdiri dari para buruh sebesar
30 % dari keseluruhan KK.
c. Ukuran Ilmu
Pengetahuan
-Anak tidak bersekolah
SD dan putus sekolah SD sebesar 7 % berasal dari keluarga termiskin di lapisan
bawah.
-Anak lulusan SD yang
tidak melanjutkan ke SLTP sebesar 64 % berasal dari para buruh kelas bawah dan
para pedagang kelas menengah.
-Anak yang mampu
melanjutkan hingga perguruan tinggi sebesar 27 % berasal dari kalangan atas.
Dengan demikikian
pendidikan dianggap sebagai sesuatu yang sangat dimanfaatkan oleh penduduk.
Sifat
Sistem Stratifikasi Sosial
Bersifat terbuka karena
terdapat mobilitas sosial antara kelas
yang telah terkelompok yang terlihat dalam bentuk kebebasan memperoleh
pengetahuan.
2.
Desa Polewali(semi urban)
Dasar
Stratifikasi Sosial
a.Ukuran
Status sosial
Ulama,pemangku adat,
dan pejabat
|
Atas
|
Pedagang
|
Menengah
|
Buruh
|
Bawah
|
b.
Ukuran Kekayaan
1. Lapisan kaya,
terdiri dari pemangku ulama dan pejabat.
|
2. Golongan ekonomi
sedang, terdiri dari para pegawai dan pedagang.
|
3. Golongan miskin,
terdiri dari para buruh.
|
Sifat
Sistem Stratifikasi Sosial
Bersifat terbuka karena stats sosial yang ada pada masyarakat
diperoleh melalui kedudukan sesuai peran masing-masing atau tidak ditentukan
berdasarkan kelahiran.
Mobilitas
Sosial
Gerak sosial horizontal
karena perubahan kedudukan masih dalam kategori yang sama atau setara
Analisis Bacaan 2 dan 3
1.
Perbedaan antara kekuasaan dan wewenang
a.
Kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain.
Contoh:
-
Pada bacaan 2 dan 3 yaitu kekuasaan presiden dalam
pemerintahan Indonesia.
b.
Sedangkan wewenang adalah kekuasaan yang ada pada
seseorang atau sekelompok orang yang mempunyai dukungan atau pengakuan dari
masyarakat. Contoh:
-
Pada bacaan 2, wewenang Soekarno dalam membuat maklumat.
-
Pada bacaan 3, wewenang MPR dalam Sidang Istimewa MPRS tahun
1967 yang menurunkan presiden Soekarno.
2.
Saluran-saluran kekuasaan yang digunakan
a.
Pada bacaan 2, yaitu saluran politik, contohnya adalah
presiden yang memegang kekuasaan dalam mengatur undang-undang. Selain itu ada
juga saluran ideologi yaitu pada zaman Orba diberikan doktrin bahwa pemerintah
selalu benar.
b.
Pada bacaan 3, yaitu saluran militer, terbukti bahwa
pemerintahan Orla menggunakan cara militer dalam menghadapi pendemo. Terdapat
saluran ideologi, yaitu dengan disebarkannya paham nasakom. Ada pula saluran
politik, contohnya Suharto yang sekaligus menjabat sebagaiketua Dewan Pembina
Golkar menjadi raja diraja.
3.
Model kekuasaan yang digunakan dalam bacaan 2 adalah
negara dikuasai oleh golongan elite penguasa dan pada bacaan 3 bersifat
polimorfik
4.
Unsur kekuasaan, pada bacaan 2 adalah rasa takut, yaitu
rakyat tunduk kepada pemerintahan Orba karena adanya perasaan takut terhadap
Soeharto dan pada bacaan 3 yaitu rasa takut, yaitu turunnya Soeharto karena
takut kepada mahasiswa.
Tipe wewenang , pada
bacaan 2 dan 3 adalah wewenang legal, sebab wewenang Soekarno dan Suharto
disandarkan pada undang-undang.
No comments:
Post a Comment